Mengapa orang Kristen perlu berapologetika? Apakah
kesulitan bagi saya sebagai orang Kristen untuk berapologetika, bukankah
keristenan itu mudah dipahami? Kalu demikian, apakah arti dari apologetika Kristen?
Kata Kristen sendiri berarti “pengikut Kristus”. Ini berarti apologetika Kristen adalah pengikut Kristus yang memberikan pembelaan iman Kristen kepada mereka yang memintanya, yaitu orang yang belum percaya.
Norman
L. Geisler sendiri pada pendahuluan bukunya menuliskan jantung (pusat) dari
pendekatan apologetika Kristen adalah pengakuan bahwa Kristus adalah anak Allah
dan Alkitab adalah Firman Allah (1).
Adapun Gary R. Habermas
dan Michael R. Licona mengatakan bahwa melalui amanat agung dalam Matius
28:18-20 (Yesus mendekati
mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan
di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."),
setiap orang percaya wajib menginjili dalam arti berapologetika Injil kepada
orang lain mengenai apa yang dia percayai. Lebih lanjut Habermas dan Licona mengatakan
bahwa injil itu sendiri berpusat pada 3 hal, yaitu pengakuan tentang keilahian
Kristus, kematian Yesus bagi orang berdosa dan kebangkitan Yesus (2).
Sedangkan
Doug Powell melihat Apologetika seperti sebuah “supermarket rohani” yang
menawarkan “agama atau kepercayaan” sehingga yang membeli harus diyakinkan oleh
penjualnya, sehingga penjualpun harus yakin dengan barang jualannya. Karena
itu, apologetika bukan saja bermanfaat bagi “orang lain” namun juga bagi diri
sendiri. Powell sendiri melihat beberapa isu yang harus diperhatikan oleh orang
Kristen, yaitu: Yesus tidak pernah hidup, kamu tidak pernah bisa membuktikan
bahwa Allah itu ada, tidak ada sesungguhnya mujizat itu, Yesus tidak pernah
bangkit, Alkitab ditulis setelah beberapa ratus tahun setelah kehidupan Yesus,
Alkitab adalah buku kuno yang sudah ketinggalan zaman, semua agama pada
dasarnya mengajarkan hal yang sama, kalau Allah ada mengapa ada kejahatan, apa
yang benar bagimu adalah untukmu demikian juga sebaliknya, dan Kekristenan itu
tidak masuk akal (3).
Menurut kutipan John M. Frame, dituliskan bahwa kata apologetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu “apologia” yang berarti pembelaan. Maksudnya adalah seseorang memberikan penjelasan tentang apa yang dipercayainya kepada orang yang meminta penjelasan kepadanya. Apologia berarti pembelaan yang diberikan (4).
Dari
penjelasan singkat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa apologetika Kristen
adalah setiap orang Kristen mempertanggung jawabkan imannya kepada orang-orang
yang meminta pertanggungan jawab mengenai pengharapan yang ada pada orang Kristen
tersebut. Tepat seperti yang tertulis dalam 1 Petrus 3:15, “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam
hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi
pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab
dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah
lembut dan hormat”
Berapologetika
bukanlah hal yang mudah, namun bukan berarti tidak bisa dipelajari dengan
sungguh-sungguh. Pertanyaan-pertanyaan mengenai iman Kristen diatas tidak mudah
untuk dijawab namun juga bukan berarti tidak bisa dijawab. Karena Alkitab
adalah firman Allah yang hidup, kekal dan tidak terbatas. Pikiran manusia yang
dicipta, berdosa dan terbataslah yang mengakibatkan manusia tidak mungkin
mengenal Allah dengan benar. Dan Kristus datang untuk menyelesaikan masalah
ini.
Pertanyaan
yang perlu dipikirkan: Berapologetika berarti memberikan bukti-bukti, kalau
demikian apa gunanya iman orang kristen? Bukankah iman itu bertentangan dengan
apologetika? Bukankah iman tidak memerlukan bukti? Karena iman adalah bukti itu
sendiri. (Ibrani 11:1, "Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat").
----------------------
Referensi
(1) Norman L. Geisler, Christian Apologetics, pbk.
ed. (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1988, ©1976), 7.
(2) Gary R. Habermas and Mike
Licona, The Case for the
Resurrection of Jesus (Grand Rapids, MI: Kregel Publications,
©2004), 15. (edisi bahasa Indonesia)
(3) Doug Powell, Holman
Quicksource Guide to Christian Apologetics, Holman Reference
(Nashville, Tenn.: Holman Reference, ©2006), 1-9.(4) John M. Frame, Apologetics to the Glory of God: An Introduction (Phillipsburg, N.J.: P & R Pub., 1994), v. (edisi bahasa Indonesia).
No comments:
Post a Comment