08 August 2016

Arti Apologetika Kristen

Mengapa orang Kristen perlu berapologetika? Apakah kesulitan bagi saya sebagai orang Kristen untuk berapologetika, bukankah keristenan itu mudah dipahami? Kalu demikian, apakah arti dari apologetika Kristen? 

maksud dan arti dari arti apologetika kristen



Kata Kristen sendiri berarti “pengikut Kristus”. Ini berarti apologetika Kristen adalah pengikut Kristus yang memberikan pembelaan iman Kristen kepada mereka yang memintanya, yaitu orang yang belum percaya.

Norman L. Geisler sendiri pada pendahuluan bukunya menuliskan jantung (pusat) dari pendekatan apologetika Kristen adalah pengakuan bahwa Kristus adalah anak Allah dan Alkitab adalah Firman Allah (1)
Adapun Gary R. Habermas dan Michael R. Licona mengatakan bahwa melalui amanat agung dalam Matius 28:18-20 (Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."), setiap orang percaya wajib menginjili dalam arti berapologetika Injil kepada orang lain mengenai apa yang dia percayai. Lebih lanjut Habermas dan Licona mengatakan bahwa injil itu sendiri berpusat pada 3 hal, yaitu pengakuan tentang keilahian Kristus, kematian Yesus bagi orang berdosa dan kebangkitan Yesus (2).
Sedangkan Doug Powell melihat Apologetika seperti sebuah “supermarket rohani” yang menawarkan “agama atau kepercayaan” sehingga yang membeli harus diyakinkan oleh penjualnya, sehingga penjualpun harus yakin dengan barang jualannya. Karena itu, apologetika bukan saja bermanfaat bagi “orang lain” namun juga bagi diri sendiri. Powell sendiri melihat beberapa isu yang harus diperhatikan oleh orang Kristen, yaitu: Yesus tidak pernah hidup, kamu tidak pernah bisa membuktikan bahwa Allah itu ada, tidak ada sesungguhnya mujizat itu, Yesus tidak pernah bangkit, Alkitab ditulis setelah beberapa ratus tahun setelah kehidupan Yesus, Alkitab adalah buku kuno yang sudah ketinggalan zaman, semua agama pada dasarnya mengajarkan hal yang sama, kalau Allah ada mengapa ada kejahatan, apa yang benar bagimu adalah untukmu demikian juga sebaliknya, dan Kekristenan itu tidak masuk akal (3).
Menurut kutipan John M. Frame, dituliskan bahwa kata apologetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu “apologia” yang berarti pembelaan. Maksudnya adalah seseorang memberikan penjelasan tentang apa yang dipercayainya kepada orang yang meminta penjelasan kepadanya. Apologia berarti pembelaan yang diberikan (4)


Dari penjelasan singkat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa apologetika Kristen adalah setiap orang Kristen mempertanggung jawabkan imannya kepada orang-orang yang meminta pertanggungan jawab mengenai pengharapan yang ada pada orang Kristen tersebut. Tepat seperti yang tertulis dalam 1 Petrus 3:15, “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat
Berapologetika bukanlah hal yang mudah, namun bukan berarti tidak bisa dipelajari dengan sungguh-sungguh. Pertanyaan-pertanyaan mengenai iman Kristen diatas tidak mudah untuk dijawab namun juga bukan berarti tidak bisa dijawab. Karena Alkitab adalah firman Allah yang hidup, kekal dan tidak terbatas. Pikiran manusia yang dicipta, berdosa dan terbataslah yang mengakibatkan manusia tidak mungkin mengenal Allah dengan benar. Dan Kristus datang untuk menyelesaikan masalah ini.
Pertanyaan yang perlu dipikirkan: Berapologetika berarti memberikan bukti-bukti, kalau demikian apa gunanya iman orang kristen? Bukankah iman itu bertentangan dengan apologetika? Bukankah iman tidak memerlukan bukti? Karena iman adalah bukti itu sendiri. (Ibrani 11:1, "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat").
----------------------


Referensi
(1) Norman L. Geisler, Christian Apologetics, pbk. ed. (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1988, ©1976), 7.
(2) Gary R. Habermas and Mike Licona, The Case for the Resurrection of Jesus (Grand Rapids, MI: Kregel Publications, ©2004), 15. (edisi bahasa Indonesia)
(3) Doug Powell, Holman Quicksource Guide to Christian Apologetics, Holman Reference (Nashville, Tenn.: Holman Reference, ©2006), 1-9.

(4) John M. Frame, Apologetics to the Glory of God: An Introduction (Phillipsburg, N.J.: P & R Pub., 1994), v.  (edisi bahasa Indonesia).

No comments:

Post a Comment