14 August 2016

Fakta Yesus Historis

Mungkinkah Yesus hanya dongeng saja, ataukah pernah ada dalam sejarah? Bagaimana membuktikannya? Karena iman Kristen bertumpu kepada historis Yesus Kristus itu sendiri. Kalau hanya dongeng maka sia-sialah iman percaya orang Kristen.


Michael R. Licona menuliskan topik kebangkitan Yesus dari sudut pandang historian (ahli yang mempelajari sejarah). Pada bab pertamanya yang hampir mencapai 100 halaman itu menuliskan bahwa historian kadangkala kehilangan horizon (cara pandang yang menyeluruh) mengenai kebangkitan Yesus dan mengabaikan pendekatan historis yang benar (5).  

Norman L. Geisler dan Frank Turek menuliskan cuplikan perdebatan antara William Lane Craig (Kristen) dan John Dominic Crossan (Skeptik, salah satu pendiri Jesus Seminar). Crossan menolak mempercayai kebangkitan Yesus karena memiliki prasangka filosofis yang menolak mukjizat walaupun kebangkitan Yesus memiliki demikian banyak bukti historis yang kuat (2).

Lebih lanjut, Geiler dan Turek menuliskan sepuluh alasan utama bahwa para penulis PB menceritakan kebanaran. Pertama, para penulis PB memasukkan rincian yang memalukan mengenai diri mereka sendiri. Kedua, mereka memasukkan rincian yang memalukan dan perkataan Yesus yang sulit. Ketiga, mereka membiarkan perkataan Yesus yang penuh tuntutan. Keempat, mereka dengan teliti membedakan perkataan Yesus dari perkataan mereka sendiri. Kelima, mereka juga menyinggung peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kebangkitan yang tidak mungkin mereka rekayasa. Keenam, mereka memasukkan lebih dari tiga puluh tokoh yang diakui secara historis di dalam tulisan mereka. Ketujuh, mereka memasukkan rincian yang berbeda. Kedelapan, mereka menantang pembaca mereka untuk memeriksa fakta-fakta yang sudah diakui, bahkan data mengenai mukjizat-mukjizat. Kesembilan, mereka menjelaskan mukjizat seperti peristiwa historis lainnya: dengan catatan sederhana dan tidak dibumbu-bumbui. Terakhir yang kesepuluh, mereka membuang begitu saja kepercayaan dan gaya hidup suci yang selama ini mereka yakini, memungut kepercayaan baru, dan tidak menyangkal kesaksian mereka meskipun terancam oleh penganiayaan dan kematian (3).

Roger E. Olson menuliskan revolusii ilmu pengetahuan, secara umum dimulai dari Galileo-Galilei (1564-1642) dan abad pencerahan dimulai dari Rene Descartes (1596-1650). Kedua gerakan ini menempatkan otoritas atas rasio dan mempertanyakan otoritas Gereja. Kesulitan menjawab masalah mukjizat mengakibatkan sebagian kaum theologian mengambil jalan pintas. Mereka meniadakan Yesus historis yang berhubungan dengan mukjizat itu sendiri. Termasuk mengenai kebangkitan Yesus. Bahkan David Hume (1711-1776) mengatakan bahwa mukjizat bertentangan dan merupakan kekerasan (violence) terhadap hukum alam (1).

Dari tulisan Olson, dapat dimengerti bahwa Yesus yang historis mulai dipertanyakan dikarenakan ketidakpercayaan akan mukjizat itu sendiri. Pada dasarnya, bukti-bukti historis Yesus, misalnya saja mengenai kebangkitan demikian banyak. Sesungguhnya para pemikir skeptik tidak percaya akan mukjizat itu sendiri.

Josh McDowell menuliskan berbagai rujukan (bukti) mengenai Yesus yang ditulis oleh para penulis sekuler (bukan Kristen) dari zaman bapa gereja awal. Termasuk didalamnya Thallus dan Phlegon, Yosefus, Plinius Muda, Cornelius Tacitus, Suetonius, Lucianus dari Samosata, Mara Bar-Serapion. Tokoh-tokoh diluar Kristen ini memberikan bukti yang melimpah mengenai Yesus historis itu sendiri. Tentu saja ini belum termasuk rujukan dari para rabi, para martir, pengakuan iman, para pemimpin Gereja mula-mula, kitab perjanjian baru, agrafa, apokrifa, pseudepigrafa dan lainnya (4).

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Yesus adalah benar-benar historis artinya Yesus sungguh-sungguh ada dalam sejarah. Bukti-bukti yang demikian banyak menyatakan bahwa mukjizat Yesus sungguh-sungguh terjadi dalam sejarah. Penolakan pada ahli bukan dikarenakan bukti itu tidak cukup kuat, melainkan karena mereka tidak percaya akan mukjizat itu sendiri sehingga mengabaikan bukti-bukti yang demikian kuat. Bukti-bukti ini akan dibahas satu-persatu dalam website ini kemudian.

Apakah memang benar bukti-bukti Yesus historis itu demikian banyak? Apakah memang bukti-bukti itu bisa diterima oleh banyak orang? Kalau memang ada, apakah ada bukti-bukti historis mengenai Mukjizat kebangkitan Yesus yang dipercayai oleh hampir seluruh ahli, baik itu yang Kristen maupun non Kristen, termasuk kaum skeptik dan atheis.

----------------------
Referensi

(5) Mike Licona, The Resurrection of Jesus: A New Historiographical Approach (Downers Grove, Ill.: IVP Academic, ©2010), 129-30.

(2) Norman L. Geisler and Frank Turek, I Don't Have Enough Faith to Be an Atheist (Wheaton, Ill.: Crossway Books, ©2004), 353-4. (edisi bahasa Indonesia).

(3) ibid., 307-34.

(1) Roger E. Olson, The Journey of Modern Theology: From Reconstruction to Deconstruction (Downers Grove, Illinois: IVP Academic, 2013), 17-9; 80.

(4) Josh McDowell and Bill Wilson, He Walked Among Us (San Bernardino, CA: Here, ©1988), 43-152. (volume 3, edisi bahasa Indonesia).

No comments:

Post a Comment