19 August 2016

Makna Teologis Kebangkitan Yesus

Kenapa kebangkitan Yesus begitu penting bagi orang Kristen? Apakah karena kebangkitan adalah suatu hal yang menakjubkan dan belum pernah ada yang bangkit dalam sejarah? Dalam Perjanjian Lama dan Baru, beberapa orang juga pernah dibangkitkan. Dalam sejarah mitologi Yunani juga mengenal kebangkitan. Apa hebatnya Yesus dibangkitkan dibandingkan dengan yang lainnya?


John Piper dalam desiringgod.com menuliskan apa arti kebangkitan Yesus. Saya akan kutip beberapa diantaranya, kebangkitan Yesus memberikan: pertobatan (Kis.5:30-31); kelahiran baru (1 Pet.1:3); pengampunan dosa (1 Kor.15:17); Roh Kudus (Kis.2:32-33); tidak ada penghakiman (Rom.8:33-34); penyertaan (Mat.28:20); penghakiman (Kis.17:31); keselamatan (1 Tes.1:10); kebangkitan dari kematian (2 Kor.4:14). (1)

Berkouwer menyatakan bahwa kebangkitan Yesus adalah hal yang esensial dan sangat menentukan. Kebangkitan Yesus mengekspresikan sukacita dan kuasa superior Allah Kis.2:23, 4:10). Karena Allah yang membangkitan Yesus dari antara orang mati (Rom.8:11, 8:34). Dibangkitkan oleh kemuliaan Bapa ((Rom.6:4), dan tidak akan mati lagi karena maut tidak lagi berkuasa (Rom.6:9). Fakta kebangkitan ini harus dipercaya dalam hati (Rom.10:9). Kebangkitan Yesus berelasi dengan kebangkitan orang Kristen (1 Kor.6:14). Kebangkitan mengakibatkan iman kita tidak sia-sia (1 Kor.15:17) sehingga orang-orang yang mati dalam Kristus tidak akan binasa (1 Kor.15:18). (2)

Warfield mengatakan bahwa kebangkitan Yesus adalah ajaran yang fundamental (a Fundamental doctrine). Fred G. Zaspel menuliskan pandangan B. B. Warfield mengenai kebangkitan Yesus ini. Kaum liberal berusaha menghilangkan semua mukjizat dari kekristenan. Warfiel menuliskan bahwa pusat perkabaran injil dari Paulus adalah kematian dan kebangkitan Yesus sebagai buah yang pertama dari yang mati (sleep). Menghilangkan kebangkita Yesus berarti menghilangkan esensi dan keistimewaan Kristen. (3)

Gerald Bray menuliskan bahwa jika Kristus tidak dibangkitakan maka sis-sia kepercayaan kita, karena orang Kristen juga tidak akan dibangkitkan. Bray membahas pentingnya kebangkitan Kristus sehubungan dengan kebangkitna tubuh orang Kristen juga. Setelah Kristus bangkit, tubuh-Nya bertransformasi menjadi tubuh semi surgawi, bisa dilihat dan bisa menghilang. Ini bersifat sementara dan bertransformasi lagi saat datang yang kedua kali. Kebangkitan tubuh Yesus akan menjadi jamian kebangkitan tubuh setiap orang Kristen. (4)

Richard B. Gaffin, JR. mengaitkan kebangkitan Yesus dengan kebangkitan orang percaya sebagai persatuan dengan Kristus (union with Christ). Kritus sebagai buah sulung, dimana orang percaya akan mengikuti buang sulung tersebut. Bagi Gaffin, pengalaman keselamatan mempunyai karakter eskatologi. Kebangkitan bukan berbentuk figurative atau gambaran saja, tetapi pengalaman realistik. Gaffin secara antropologi membagi dalam 2 aspek pengalaman kebangkitan bagi umat Kristiani. Yaitu, aspek tubuh eksternal dan internal, terbuka dan rahasia, yaitu kebangkitan tubuh dan non tubuh. Yaitu kebangkitan manusia batiniah (inner) diwaktu lampau dan manusia lahiriah (outer) diwaktu yang akan datang (2 Kor.4:16, Rom.6:12, Ef.3:16). (5)

John M. Frame dalam sistematik teologinya, menulis sangat sedikit mengenai kebangkitan Yesus. Frame mengkaitkan antara regenerasi dengan kebangkitan. Dalam regenerasi umat Kristen mengalami kelahiran baru (new born) yang identik dengan ciptaan baru (new creation). Ini berarti juga transformasi dari mati menjadi hidup. Ini adalah kebangkitan. Kebangkitan ini berarti kesatuan (union) dengan Kristus. (6)

N. T. Wright menuliskan dengan sangat luas mengenai kebangkitan Yesus. Wright menuliskan bahwa kebangkitan Yesus berbeda dengan kebangkitan pada pemikiran Yunani atau mitologi sebelum Yesus. Kematian bagi Yunani adalah satu jalan dan tidak ada kembali. Kalaupun ada yang hidup, akan mati kembali. Kebangkitanpun dikaitkan dengan jiwa yang tetap hidup, bukan mengenai kebangkitan tubuh itu sendiri. (7)

Kenneth Richard Samples menuliskan bahwa Yesus dibangkitkan bukan hidup kembali dari kematian atau reinkarnasi. Bukan mati suri atau pengalaman nyaris mati. Tapi kebangkitan Yesus adalah suatu bentuk baru kehidupan manusia, tubuh fisik yang diubahkan menjadi mulia, tidak ada kelemahan. kesakitan, penyakit dan kematian karena Yesus telah menaklukkan maut selama-lamanya. (8)

Dapat kita simpulkan, bahwa kebangkitan Yesus adalah pusat dan sentral dari iman Kristen dan Injil itu sendiri yang membedakan dengan kepercayaan yang pernah ada didunia ini. Kebangkitan Yesus menjadi jaminan kesatuan dengan Kristus dan semua janji-janji Allah bisa digenapi dan umat Kristen mempunyai jaminan kebangkitan tubuh pada hari penghakiman dan hidup bersama-sama dengan Kristus di sorga.

Pertanyaan yang perlu dipikirkan, apakah fakta kebangkitan Yesus yang “katanya” historis itu dan katanya diakui oleh banyak ahli, membuat banyak skeptic percaya bahwa Yesus bangkit? Ternyata tidak. Banyak skeptik atau atheis tidak percaya Yesus bangkit. Apakah yang menyebabkan penolak itu? Pandangan mana yang benar? Kalau memang Yesus historis itu penting, bagaimana ahli sejarah memandang hal ini?

----------------------
Referensi

(1) John Piper, Desiring God. Diundah 4 Juli 2016. Ada 2 link yang bisa dilihat: http://www.desiringgod.org/articles/what-we-owe-the-resurrection-of-jesus. Dapat dilihat juga http://www.desiringgod.org/articles/let-these-results-of-the-resurrection-of-jesus-revive-your-passion-for-his-supremacy-over-all-things.

(2) G C. Berkouwer, The Work of Christ, His Studies in Dogmatics (Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans Pub. Co., ©1965), 181-82.

(3) Fred G. Zaspel, The Theology of B.b. Warfield: A Systematic Summary (Wheaton, Ill.: Crossway, ©2010), 314.

(4) Gerald Lewis Bray, God Is Love: A Biblical and Systematic Theology (Wheaton, Ill.: Crossway, ©2012), 594-95.

(5) Richard B. Gaffin, Resurrection and Redemption: A Study in Paul's Soteriology, 2nd ed. (Phillipsburg, N.J.: Presbyterian and Reformed Pub. Co., 1987, ©1978), 39-61.

(6) John M. Frame, Systematic Theology: An Introduction to Christian Belief (Phillipsburg, New Jersey: P & R Publishing, 2013), 949.

(7) N.T. Wright, The Resurrection of the Son of God: Christian Origins and the Question of God, vol.3 (North American ed. 4 vols. Minneapolis: Fortress Press, 1992-2013), 83-4.


(8) Kenneth R. Samples, Without a Doubt: Answering the 20 Toughest Faith Questions (Grand Rapids, Mich.: Baker Books, ©2004), 170. (edisi bahasa Indonesia)   

No comments:

Post a Comment